Siapa yang tak kenal Jepara, sebuah kota yang pernah berjaya dengan
pelabuhannya yang selalu ramai pada masa penjajahan Inggris ratusan tahun
silam. Sebagai kota pesisir, Jepara tidak bisa diragukan lagi keindahannya. Pantai-pantai
berpasir putih membentang memanjang melindungi Jepara dari serbuan ombak Laut Jawa.
Bahkan tak hanya keindahan pantai-pantainya yang membuat mata terpukau, gugusan
kepulauan yang ada di Jepara mampu membuat mata terpana. Sebut saja Kepulauan
Karimunjawa yang terkenal dengan kolam hiu dan terumbu karangnya yang membuat
betah setiap pengunjung yang datang.
Tak hanya keindahan dunia baharinya, Jepara terkenal juga dengan sosok pahlawan wanita yang lewat surat-suratnya mampu mengubah tatanan kodrat wanita. Beliaulah Raden Ajeng Kartini sang pahlawan emansipasi wanita. Sejarah menyebutkan banyak sekali pahlawan wanita yang lahir di Jepara yang kisah-kisahnya mampu mencengangkan siapa pun yang mendengarnya. R A Kartini tak sendirian, dia mempunyai para pendahulunya, yaitu Ratu Kalinyamat dan Ratu Sima.
Apakah cukup sampai di sini? Jawabannya tidak.
Jepara tak hanya tersohor dengan dunia baharinya yang indah bak istana
dan juga julukannya sebagai Bumi Kartini. Satu lagi ciri khas Jepara yang tak
dimiliki kota manapun, yaitu sebutan kebanggaan yang sampai detik ini masih
bertahan: Jepara Kota Ukir. Jika kamu pernah berkunjung ke Jepara pasti tahu
alasannya apa mengapa Jepara disebut demikian. Bahkan tanpa ragu-ragu, gubernur
Jawa Tengah Bibit Waluyo pernah menobatkan Jepara sebagai The World Carving
Center atau Pusat Seni Ukir Kayu Dunia.
Jepara dan seni ukir kayu ibarat dua sisi koin yang tak bisa
dipisahkan dan selalu berdampingan. Seni ini mampu mengukir Jepara menjadi kota
yang kokoh berdiri hingga sekarang.
Sejarah menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat lah asal muasal keahlian penduduk Jepara dalam seni mengukir dimulai. Pada waktu itu dengan kerajaannya yang besar, Ratu Kalinyamat sering menjalin hubungan dagang dengan raja-raja dari Dataran China. Inilah yang membuatnya mempunyai seorang patih bernama Chi Hwi Gwan, yang kemudian dikenal dengan nama patih Badar Dhuwung. Patih ini sangat ahli dalam mengukir, dengan proyek pertamanya yaitu mengukir batu untuk hiasan pada masjid Mantingan. Pada saat proses mengukirnya itu, banyak masyarakat lokal Jepara yang memperhatikan dan tertarik untuk belajar mengukir. Karena tidak banyaknya batu yang ditemukan di Jepara, maka kayu lah yang kemudian dipilih sebagai media ukir.
Dari sejarah itu kemudian seni ukir
kayu berkembang pesat dari masa ke masa bak jamur di musim hujan. Di kanan dan
kiri jalan menuju kota Jepara banyak ditemukan sentra kerajinan ukir kayu yang berjajar
rapi, di antaranya ada pabrik mebel, gudang ukiran, Home Industry, dan
juga toko-toko ruang pajang (show room) yang menjual bermacam barang
ukiran kayu dari berbagai ukuran dan kegunaan.
Kerajinan ukiran kayu Jepara yang
terlihat di sepanjang jalan itu bukannya melalui proses yang singkat dan mudah.
Di balik layar, berpasang-pasang tangan yang ahli dan terampil turut andil
dalam menciptakan mahakarya yang indah itu. Setiap proses pengerjaannya dari
mulai mempersiapkan bahan dasar kayu hingga pemasaran barang jadi merupakan
denyut nadi yang menggerakkan perekonomian Jepara.
Bahkan tak hanya kaum Adam saja yang
bekerja di balik layar dari proses ini. Banyak wanita-wanita yang cukup tangguh
yang ikut andil dalam setiap prosesnya. Biasanya para wanita bekerja
menghaluskan kayu (Jawa: ngamplas) setelah proses mengukir dengan pahat kayu (Jawa:
tatah) selesai.
Pada hakikatnya mereka yang bekerja
mengukir kayu adalah seniman yang tanpa sadar telah turut andil dalam mengukir
denyut nadi perekonomian Jepara.
Sudah tidak diragukan lagi keindahan alam yang terbentang di Jepara. Keindahan itu terpancar dari langit melalui gunung Muria, dari kilauan pasir putih pantai yang tergelar bak permadani, dan juga dari bawah laut melalui terumbu karang yang berwarna-warni beserta penghuninya.
Keindahan suatu daerah tidak hanya terpancar melalui kecantikan alamnya saja, tapi juga kebudayaan yang terus dijunjung tinggi.
Bangsa ini patut bangga memiliki
kota kecil di pesisir utara Pulau Jawa ini. Kota yang memiliki ciri khas tersendiri
yaitu memiliki seniman-seniman ukir kayu dengan karya-karyanya yang sangat
artistik dan elegan. Seni ukir kayu merupakan kebudayaan yang tanpa sengaja
telah mampu memberikan pesonanya bagi siapa pun yang mau melihat dan memahami
lebih dalam.
Kebudayaan tak melulu harus apa yang
bisa ditampilkan lewat gerakan dan suara-suara tertentu. Kebudayaan bisa saja
muncul lewat apa yang disebut benda mati, karena di baliknya tersembunyi proses-proses
seni kreatif yang sesungguhnya merupakan arti dari kebudayaan itu sendiri. Misalnya
saja seni ukir kayu Jepara, yang dalam prosesnya terdapat teknik-teknik
gerakan, keterampilan, dan juga bunyi-bunyian yang benar-benar khas dan bersatu
padu menjadi sebuah kebudayaan yang utuh.
Bahkan dewasa ini, banyak sekali
seni pertunjukkan yang terinspirasi oleh setiap proses pengerjaan seni ukir Jepara
yang unik dan menarik.
SENI YANG MENGUKIR KEPRIBADIAN RAKYAT JEPARA
Interaksi sosial suatu masyarakat bisa muncul di mana saja, di
tempat kerja, di sekolah, di pasar, di mana pun. Interaksi mampu membentuk
kepribadian seseorang bahkan masyarakat, karena dalam prosesnya mampu
menimbulkan emosi, simpati, dan juga empati.
Dalam prosesnya menciptakan seni ukir Jepara, banyak sekali pihak
yang dilibatkan. Bahkan dalam satu bagian proses tertentu membutuhkan banyak
orang agar suatu pekerjaan cepat selesai. Setiap nya membutuhkan interaksi satu
sama lain agar pekerjaan yang dilakukan tidak membosankan. Pekerja tatah akan
berinteraksi dengan pekerja tukang kayu, begitu juga dengan pekerja amplas. Interaksi
yang ada sebaiknya dilakukan dengan seperlunya, agar tetap fokus dengan apa
yang dilakukan dan pekerjaan mengukir kayu dapat cepat selesai.
Hal ini agaknya berkaitan dengan seni ukir kayu Jepara itu sendiri.
Motif pada ukiran Jepara bersifat dinamis namun tegas. Dinamis diibaratkan
dengan pola interaksi masyarakat Jepara yang ramah tambah antara satu dengan
lain. Sedangkan tegas dibaratkan sebagai sifat masyarakat Jepara yang selalu
fokus dengan target pekerjaan yang dilakukan.
Begitulah pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
sepenuh hati tanpa sadar akan merasuk ke dalam jiwa pekerjanya dan membentuk
kepribadian yang mantap.
***
Begitulah seni ukir Jepara, tak hanya bisa dinikmati sebagai benda
hiasan, tapi juga mampu mengukir denyut nadi perekonomian Jepara, mengukir
pesona dan kebudayaan Jepara, dan juga mengukir kepribadian rakyatnya. Seni ukir
Jepara, seni yang menginspirasi.
Baru tau kalo Jepara hebat dalam Seni Ukir, emang bagus banget hasilnya... semoga tetep jadi ciri khas masyarakat Jepara :)
ReplyDeleteBiar lebih tau lagi yuk jangan segan segan dateng ke Jepara :)
DeleteAaamin, makasih doanya
motip nya bagus
ReplyDeleteIya itu motif ukiran Jepara :)
Deleteasli baru tau deh hehe, nambah ilmu wawasan juga sih ini
ReplyDeleteternyata ngukir gak gampang yah sampe butuh org banyak
tp kalo mengukir hidup dengannya kira kira butuh bantuan org juga gak yah :'D
Iya bro.
DeleteJadi, Jepara nggak cuma ada karimunjawa nya aja, tapi juga ada sentra seni dan kerajinan ukirnya juga :)
Duh malah baper, hehe.
Kalo mengukir hidupnya nggak butuh bantuan banyak orang kok, cukup butuh restu dari kedua orang tuanya aja, haha
aku kenl jepara sbg penghasil furnitur kayu ukir,
ReplyDeleteSelain itu, Jepara juga terkenal sebagai Bumi Kartini dan Kota Bahari :)
DeleteAku wes tau ning Jeporo mas, keceh ning Bandengan.. Hahaha
ReplyDeleteDolan maneh mas, haha.
DeleteLebih kece lagi pulau panjang sama pulau karimunjawa..
keren banget seni ukirnya..
ReplyDeleteBagus banget mas ukirannya...
ReplyDeleteTerima kasih mas.
DeleteMari berkunjung ke Jepara dan melihat secara langsung 🙋
Boleh minta nomer hp nya mas bagoes
ReplyDeleteSaya orang jawa tinggal di Kalimantan Barat, perlu tukang meubel paling tidak 2orang honor lebih dari biasa, karena prospek disini bagus hub 081254943550
ReplyDelete